A.
Latar
Belakang
Komunikasi adalah sarana untuk
menjalin hubungan antar seseorang dengan orang lain. Seperti yang kita ketahui
bahwa manusia adalah makhluk sosial, sehingga dengan adanya komunikasi maka
terjadilah hubungan sosial.
Dalam hubungan seseorang dengan
orang lain pasti terjadi proses komunikasi. Tetapi ketika sedang melakukan
komunikasi terkadang tidak memperhatikan etika-etika komunikasi dengan baik.
Hal ini yang terkadang orang salah menafsirkan isi dari informasi yang diberikan
atau pun yang didengarkannya. Sebagai Muslim yang baik harus selalu menjaga
setiap kata yang keluar dari mulutnya. Karena setiap lafaz yang kita ucapkan
akan dipertanggungjawabkan diakhirat nanti.
B.
Pengertian
Etika
(Etimologi), berasal dari bahasa
Yunani adalah "Ethos", yang berarti watak kesusilaan atau adat
kebiasaan (custom). Etika biasanya
berkaitan erat dengan perkataan moral yang
merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu "Mos" dan dalam
bentuk jamaknya "Mores", yang berarti juga adat kebiasaan atau cara
hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan
menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama
pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu
moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai
yang berlaku. Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu:
·
Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan
kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik.
·
Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika
berarti ilmu akhlak. Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia,
menjelaskan tentang pembahasan Etika, sebagai berikut:
1. Terminius
Techicus
Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika
dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari
masalah perbuatan atau tindakan manusia.
2. Manner
dan Custom
Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan
kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature)
yang terikat dengan pengertian "baik dan buruk" suatu tingkah laku
atau perbuatan manusia. Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau
ahli berbeda dalam pokok perhatiannya; antara lain:
a. Merupakan
prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak (The principles of
morality, including the science of good and the nature of the right)
b. Pedoman
perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari kegiatan
manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a particular class of
human actions)
c. Ilmu
watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The
science of human character in its ideal state, and moral principles as of an
individual)
d. Merupakan
ilmu mengenai suatu kewajiban (The
science of duty)
C.
Pengertian
Komunikasi
Secara umum pengertian komunikasi adalah proses pengiriman (sending) dan
penerimaan (receiving) pesan atau berita (informasi) antara dua individu atau
lebih dengan cara yang efektif sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
Agar memahami pengertian komunikasi, mari bahas
secara etimologi. Komunikasi
berasal dari communicatio
(latin) yang artinya "pemberitahuan" atau "pertukaran
pikiran".
Menurut sejumlah ahli, pengertian komunikasi adalah sebuah
proses, menurut Laswell, pengertian komunikasi adalah sebuah proses yang
memberikan gambaran siapa mengatakan apa dengan cara apa, kepada siapa dengan
efek apa.
Mr.
Carl I. Hovland menambahkan bahwa pengertian komunikasi sebagai proses
komunikator memberikan stimulan yang umumnya terdiri atas lambang lambang
bahasa (verbal atau non-verbal) sehingga terjadinya perubahan tingkah laku
penerima/orang lain.
Mr.
Theodorson memperlebar pengertian
komunikasi kepada wilayah ide dan emosi yaitu penyebaran informasi, ide-ide
sebagai sikap atau emosi dari satu individu kepada individu lain terutama
melalui simbol simbol.
Mr.
Edwin Emergy menganggap
menghubungkan pengertian komunikasi sebagai
salah satu bentuk seni. Komunikasi ialah seni (art) dalam menyampaikan (to express) informasi, ide dan sikap
seseorang kepada orang lain.
Senada dengan para ahli lainnya, Delton E beranggapan bahwa pengertian komunikasi adalah sebagai
suatu proses interaksi yang memiliki arti antara sesama manusia.
Menurut
Purwanto (2003:25), komunikasi merupakan salah satu bidang yang sangat penting
dalam kegiatan perusahaan, yang mana pada hakikatnya perusahaan merupakan
sebagai kumpulan orang yang bersama-sama menyelenggarakan kegiatan kantor atau
kegiatan ketatausahaan. Suatu pekerjaan diperusahaan itu dilaksanakan oleh
orang-orang, dan ditujukan untuk kepentingan orang-orang dimana kegiatan sangat
ditentukan oleh aktifitas orang-orang yang ada dalam perusahaan.
Menurut
Rendy (2009:105) etika komunikasi merupakan suatu rangkuman istilah yang
mempunyai pengertian tersendiri. Etika berarti norma, nilai, kaidah atau ukuran
tingkah laku yang baik. Dengan demikian etika komunikasi adalah norma, ukuran
yang berlaku dalam proses penyampaian keterangan yang berlangsung dalam suatu
perusahaan.
Menurut
Mufid (2009:173), dalam istilah filsafat berarti ilmu tentang apa yang biasa
dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak. Etika dibedakan dalam
tiga pengertian pokok, yaitu ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban moral,
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak dan nilai mengenai dasar
dan salah yang yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dalam pembahasan
ini, maka etika dapat diartikan sebagai nila-nilai atau norma yang menjadi
pegangan bagi seorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
D.
Macam-macam
Etika
Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki
tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara
moral (mores). Manusia disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh
mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan
pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara
sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya
membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua
macam etika (Keraf: 1991: 23), sebagai berikut:
1.
Etika Deskriptif
Etika
yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia,
serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang
bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa
adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang
terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa
tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu
masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat
bertindak secara etis.
2.
Etika Normatif
Etika
yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki
oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa
yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma-norma yang
da-pat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal
yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di
masyarakat. Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika tersebut di atas
dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis definisi, yaitu sebagai berikut:
Etika
dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan tentang nilai baik
dan buruk dari perilaku manusia.
Etika
dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik buruknya perilaku
manusia dalam kehidupan bersama. Definisi tersebut tidak melihat kenyataan
bahwa ada keragaman norma, karena adanya ketidaksamaan waktu dan tempat,
akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif dan lebih bersifat sosiologik.
Etika
dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan evaluatif yang
hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia. Dalam hal ini
tidak perlu menunjukkan adanya fakta, cukup informasi, menganjurkan dan
merefleksikan. Definisi etika ini lebih bersifat informatif, direktif dan
reflektif.
E.
Etika
Yang Baik Dalam Komunikasi
Berikut di bawah ini adalah beberapa
etika dalam berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari :
1. Jujur
tidak berbohong
2. Bersikap
dewasa tidak kekanak-kanakan
3. Lapang
dada dalam berkomunikasi
4. Menggunakan
panggilan / sebutan orang yang baik
5. Menggunakan
pesan bahasa yang efektif dan efisien
6. Tidak
mudah emosi / emosional
7. Berinisiatif
sebagai pembuka dialog
8. Berbahasa
yang baik, ramah dan sopan
9. Menggunakan
pakaian yang pantas sesuai keadaan
10. Bertingkahlaku
yang baik
F.
Contoh
Teknik Komunikasi Yang Baik
1. Menggunakan
kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan lingkungan
2. Gunakan
bahawa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara
3. Menatap
mata lawan bicara dengan lembut
4. Memberikan
ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum
5. Gunakan
gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar
6. Bertingkah
laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara
7. Memakai
pakaian yang rapi, menutup aurat dan sesuai sikon
8. Tidak
mudah terpancing emosi lawan bicara
9. Menerima
segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi
10. Mampu
menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan karakteristik
lawan bicara.
11. Menggunakan
volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara yang baik.
12. Menggunakan
komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang berlaku seperti berjabat
tangan, merunduk, hormat, ces, cipika cipiki (cium pipi kanan - cium pipi kiri)
13. Dan
lain sebagainya.
G.
Etika
Komunikasi Dalam Islam
Allah Ta’ala berfirman: “Dan berkat
rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya
engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekitarmu,….”
(Ali
Imran ayat 159)
Ayat ini sangat luas dan dalam
maknanya, karena itu ketika menyelesaikan studi di fakultas ilmu komunikasi,
ayat inilah yang mengilhami skripsi saya. Dari firman Allah ini, betapa besar
dampaknya komunikasi dalam tatanan hidup manusia sebagai mahluk sosial. Menurut
pakar komunikasi 70% dalam 24 jam, waktu manusia diisi dengan komunikasi.
Begitu banyaknya waktu yang kita habiskan dalam komunikasi. Salah komunikasi
atau misscommunicationakan mengakibatkan salah persepsi, atau dalam bahasa
gaulnya “nggak nyambung”.
Faktor yang paling penting dalam
berdakwah ialah komunikasi. maka sebagai muslim kita harus tahu etika
berkomunikasi yang sesuai dengan ajaran Islam. Menurut saya, rasullullah SAW
adalah komunikator yang hebat, setiap pesan yang beliau sampaikan pasti
berkesan dihati para sahabat, bahkan dihati kaum kafir yang memusuhinya.
Tiada agama yang paling sempurna
kecuali Islam, siapapun apakah ia muslim atau kafir bila saja mau menggunakan
akal untuk berpikir, pasti akan sampai pada kesimpulan yang sama. Bayangkan,
Islam tidak hanya mengatur kehidupan akhirat, duniawi, teknologi, bahkan sampai
hal-hal kecil pun seperti tata cara mandi, berpakaian, tidur diatur Islam,
melalui sunnah rasullulah saw, uswatunhasanah bagi kita. Islam juga banyak
mengatur tata cara berkomunikasi. Sungguh beruntung kita ditakdirkan sebagai
seorang muslim, karena hidup kita mempunyai tuntunan yang lengkap dan
menyeluruh. Lengkap karena kita memiliki Al Quran dan hadits sebagai sumber
hukum yang paling otentik dan terpercaya.
Rasululah SAW mengatakan ,”Sebaik-baiknya
manusia adalah orang yang dapat bermanfaat bagi orang lain,” atau
,”Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang sangat baik dengan tetangganya,” dan
banyak lagi hadits-haditsyang menyuruh kita untuk mencintai saudara kita sesama
muslim seperti kita mencintai diri kita sendiri. Semua ini membuktikan betapa
kita harus bisa berkomunikasi dengan nilai-nilai yang islami, hingga lisan kita
tidak sampai menyakiti orang lain, bahkan sebaliknya setiap kata yang diucapkan
dapat menyejukkan hati.
Allah berfirman,” Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan serta menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling mengenal, sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kamu sekalian di sisi Allah adalah yang paling takwa diantara kamu sekalian”.
(Al Hujarat, : 13) Dari ayat ini, Allah menyuruh kita untuk saling mengenal,
mestipun berbeda suku, berbeda bangsa, berbeda budaya, berbeda warna
kulit,sebagai manusia kita harus menjalin komunikasi yang baik. Selanjutnya
Allah juga menegaskan yang paling mulia di sisi Allah bukanlah yang paling
kaya, paling cantik, paling pintar, paling popular dsbnya, namun yang paling
mulia adalah manusia yang paling bertakwa kepada Allah SWT.
Setiap manusia mempunyai karakter,
sifat dan kepribadian yang berbeda. Meski anak yang lahir kembar identik pun
pasti memiliki sifat dan karakter yang tidak sama. Untuk itu Islam mengatur
tata cara bergaul yang benar, agar seseorang dapat bersinergi dengan orang lain
meski mempunyai kepribadian , sikap dan watak yang berbeda. Allah berfirman,”
Dan hamba-hamba Tuhan yang maha penyayang itu adalah orang-orang yang berjalan
diatas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka,
mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (Al Furqon: 63)
Rendah hati (tawadhu) dan
mengucapkan kata-kata yang baik (Qaulan Salaamah). Rendah hati adalah sifat
yang sangat mulia, orang yang tawadhu akan tercermin dari sifat dan tingkah
lakunya. Dalam pergaulan orang yang tawadhu pasti disenangi, bila berkata
sewajarnya, kepada yang lebih tua menghormati, namun kepada yang lebih muda
menyayangi. Orang seperti ini bila ditakdirkan jadi pemimpin, ia akan tampil
sebagai pemimpin yang amanah.
Bila kita baca riwayat hidup rasullah,
manusia yang dijamin masuk surga itu, sungguh rendah hati terhadap keluarga,
dan sahabat-sahabatnya. Beliau bersabda,” Sesungguhnya Allah telah memberi
wahyu kepadaku, yaitu kamu sekalian hendaklah bersikap tawadhu sehingga tidak
ada seseorang bersikap sombong kepada yang lain, dan tidak ada seseorang
menganiaya yang lain,” (Hr Muslim). Dan dalam riwayat lain Anas RA berkata,”
Bila ada budak di Madinah memegang tangan nabi SAW, maka beliau pergi mengikuti
kemana budak itu menghendaki”. (Hr Bukhari) Sungguh, sikap tawadhu benar-benar
dicontohkan langsung oleh rasul, yang tidak membedakan status sosial kendati
beliau adalah manusia yang paling mulia di dunia dan akhirat namun tetap
menghargai seorang budak.
Sebagai Muslim yang baik harus
selalu menjaga setiap kata yang keluar dari mulutnya. Karena setiap lafaz yang
kita ucapkan akan dipertanggungjawabkan diakhirat nanti. Dalam pergaulan Qaulan
Salaamah terdiri dari beberapa aspek antara lain:
Pertama : Qaulan Kariiman ( mulia)
sebagai muslim kita harus berkata dengan kata-kata yang mulia, hindarilah
kata-kata yang hina, seperti mengejek, mengolok-ngolok hingga menyakiti
perasaan orang lain. Pepatah mengatakan,”Memang lidah tidak bertulang, tak
terbatas kata-kata” kendati lidah tak bertulang, namun lidah bisa lebih tajam
dari sembilu. Banyak orang bisa sembuh bila dilukai dengan pedang, namun bila
dilukai dengan lidah, sakitnya akan terbawa sampai mati. Hati-hati dengan
perkataan, bila ingin bergurau tetap jaga lisan dari kata-kata yang menyakiti,
bergurau dan bergaul harus tetap dengan kata-kata yang mulia.
Kedua : Qaulan ma’rufan ( baik)
“Berkatalah yang baik atau diam” itu pesan rasullulah kepada ummatnya. Sebagai
muslim yang beriman lisan harus terjaga dari perkataan yang sia-sia, apapun
yang diucapkannya harus selalu mengandung nasehat, menyejukkan hati bagi orang
yang mendengarnya. Jangan biarkan lisan ini mencari-cari kejelekan orang lain.
Hindari kata-kata yang hanya bisa mengkritik atau mencari kesalahan orang lain,
memfitnah, menghasut. Sungguh, perbuatan yang sangat hina, hingga Allah
berfirman dalam surah Al Hujarat ayat 12, seumpama orang yang memakan bangkai
temannya sendiri. Sungguh sangat menjijikkan.
Ketiga : Qaulan Syadidan ( lurus dan
benar). Seorang muslim berkata harus benar, jujur jangan berdusta. Karena
sekali kita berkata dusta, selanjutnya kita akan berdusta untuk menutupi dusta
kita yang pertama, begitu seterusnya, sehingga bibir kita pun selalu berbohong
tanpa merasa berdosa. Siapapun tak ingin dibohongi, seorang istri akan sangat sakit
hatinya bila ketahuan suaminya berbohong, begitu juga sebaliknya. Rakyat pun
akan murka bila dibohongi pemimpinnya. Juga tidak kalah penting dalam
menyampaikan kebenaran, adalah keberanian untuk bicara tegas, jangan ragu dan
takut, apalagi jelas dasar hukumnya Al Quran dan hadits. “Katakanlah kebenaran
itu, meskipun sangat menyakitkan,” pesan Rasullulah ini, sejatinya mrnguatkan
kita dalam menghadapi resiko yang apa pun yang akan kita hadapi dalam
berdakwah.
Keempat : Qaulan Balighan (tepat)
sebagai orang yang bijak bila berdakwah kita harus melihat stuasi dan kondisi
yang tepat dan menyampaikan dengan kata-kata yang tepat. Bila bicara dengan
anak-anak kita harus berkata sesuai dengan pikiran mereka, bila dengan remaja
kita harus mengerti dunia mereka. Jangan kita berdakwah tentang teknologi
nuklir dihadapan jamaah yang berusia lanjut tentu sangat tidak tepat sasaran,
malah membuat mereka semakin bingung..
Kelima : Qaulan Layyinan ( lemah
lembut), maksudnya tidak mengeraskan suara, seperti membentak, meninggikan
suara. Siapapun tidak suka bila berbicara dengan orang-orang yang kasar.
Rasullulah selalu bertutur kata dengan lemah lembut, hingga setiap kata yang
beliau ucapkan sangat menyentuh hati siapapun yang mendengarnya. Seperti ayat
pembuka di atas Allah melarang bersikap keras dan kasar dalam berdakwah, karena
kekerasan akan mengakibatkan dakwah tidak akan berhasil malah ummat akan
menjauh. Dalam berdoa pun Allah memerintahkan agar kita memohon dengan lemah
lembut, “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendah diri dan suara yang lemah
lembut, sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas,” (Al
A’raaf ayat 55)
Demikian Allah mengajarkan kepada
kita, dalam menjalin komunikasi, khususnya dengan saudara kita sesama muslim.
Yakinlah bila tuntunan ini kita praktekkan dalam kehidupan baik di dalam
rumahtangga, maupun di masyarakat. Dimana pun kita berada insyaAllah, semuanya
akan terasa indah. Karena muslim yang beriman keberadaannya akan selalu
disenangi, kata-katanya menyejukkan hati siapapun yang mendengarnya. Mampukah
kita? Yuk, mulai sekarang, saya, anda atau siapapun mari kita belajar untuk
menjadi komunikator yang handal dengan cara berkata yang mulia, baik, benar,
tepat dan lemah lembut. Semoga dengan ini Allah mengangkat derajat kita menjadi
yang menegakan kemuliaan Islam, melalui lisan kita.Wallahu’alam bishshawab.
(Lva) Dari tulisan Khalifatur dan materi Kajian Tafsir Qur’an Pengajian
Sakinah.
H.
Kesimpulan
dan Saran
Seperti yang
kita ketahui bahwa etika dalam berkomunikasi merupakan ajaran kesusilaan yang
melekat pada diri seseorang untuk berbuat, berucap dan berkelakuan. Dengan
adanya etika yang dimiliki oleh seseorang agar bisa mengetahui dan
bagaimana bergaul , berbicara, berpenampilan,dan bersikap yang lebih serta memiliki
rasa hormat yang kuat pada semua orang. Pemahaman yang berbeda mengenai
nilai-nilai etika yang ada membuat setiap orang dapat memiliki penilaian yang
berbeda terhadap setiap etika komunikasi. Dalam komunikasi penggunaan etika
haruslah berhati-hati karena bukanlah tidak mungkin bahwa pemahaman etika kita
berbeda dengan komunikan. Kurangnya pemahaman antar sesama dapat memunculkan miss
communication yang akan berujung pada timbulnya berbagai macam prasangka dan
salah paham.
Dalam berbagai
macam perbedaan tersebut, kita harus mampu beradaptasi dengan cepat.
Nilai-nilai yang membentuk etika harus kita pahami dengan benar karena
sebenarnya tidak ada komunikasi yang tidak menggunakan nilai-nilai etika di
dalamnya, setiap bentuk komunikasi selalu menggunakan etika walaupun dalam
kadarnya masing-masing sesuai dengan konteks, tujuan dan situasi yang ada.
Sebaiknya mulai dari sekarang kita belajar
tentang beretika dan berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku dan
mengaplikasikannya kedalam kehidupan sehari-hari. Terutama dalam etika berkomunikasi dengan
interpersonal maupun kelompok wajib menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
(bahasa pemersatu).
Karena dengan adanya etika dapat hidup rukun dan damai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar