Senin, 01 Juni 2015

Komunikasi yang Baik



A.      Latar Belakang
            Komunikasi adalah sarana untuk menjalin hubungan antar seseorang dengan orang lain. Seperti yang kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial, sehingga dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan sosial.
            Dalam hubungan seseorang dengan orang lain pasti terjadi proses komunikasi. Tetapi ketika sedang melakukan komunikasi terkadang tidak memperhatikan etika-etika komunikasi dengan baik. Hal ini yang terkadang orang salah menafsirkan isi dari informasi yang diberikan atau pun yang didengarkannya. Sebagai Muslim yang baik harus selalu menjaga setiap kata yang keluar dari mulutnya. Karena setiap lafaz yang kita ucapkan akan dipertanggungjawabkan diakhirat nanti.


B.       Pengertian Etika
            (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah "Ethos", yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom).  Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu "Mos" dan dalam bentuk jamaknya "Mores", yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu:
·         Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik.
·         Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak. Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang pembahasan Etika, sebagai berikut:
1.      Terminius Techicus
Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.
2.      Manner dan Custom
Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan pengertian "baik dan buruk" suatu tingkah laku atau perbuatan manusia. Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya; antara lain:
a.       Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak  (The  principles of  morality,  including  the  science of good and the  nature of  the  right)  
b.      Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a particular class of human actions)
c.       Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The science of human character in its ideal state, and moral principles as of an individual)
d.      Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban  (The science of duty)

C.      Pengertian Komunikasi
            Secara umum pengertian komunikasi adalah proses pengiriman (sending) dan penerimaan (receiving) pesan atau berita (informasi) antara dua individu atau lebih dengan cara yang efektif sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
            Agar memahami pengertian komunikasi, mari bahas secara etimologi. Komunikasi berasal dari communicatio (latin) yang artinya "pemberitahuan" atau "pertukaran pikiran".
            Menurut sejumlah ahli, pengertian komunikasi adalah sebuah proses, menurut Laswell, pengertian komunikasi adalah sebuah proses yang memberikan gambaran siapa mengatakan apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa.
            Mr. Carl I. Hovland menambahkan bahwa pengertian komunikasi sebagai proses komunikator memberikan stimulan yang umumnya terdiri atas lambang lambang bahasa (verbal atau non-verbal) sehingga terjadinya perubahan tingkah laku penerima/orang lain.
            Mr. Theodorson memperlebar pengertian komunikasi kepada wilayah ide dan emosi yaitu penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari satu individu kepada individu lain terutama melalui simbol simbol.
            Mr. Edwin Emergy menganggap menghubungkan pengertian komunikasi sebagai salah satu bentuk seni. Komunikasi ialah seni (art) dalam menyampaikan (to express) informasi, ide dan sikap seseorang kepada orang lain.
            Senada dengan para ahli lainnya, Delton E beranggapan bahwa pengertian komunikasi adalah sebagai suatu proses interaksi yang memiliki arti antara sesama manusia.
            Menurut Purwanto (2003:25), komunikasi merupakan salah satu bidang yang sangat penting dalam kegiatan perusahaan, yang mana pada hakikatnya perusahaan merupakan sebagai kumpulan orang yang bersama-sama menyelenggarakan kegiatan kantor atau kegiatan ketatausahaan. Suatu pekerjaan diperusahaan itu dilaksanakan oleh orang-orang, dan ditujukan untuk kepentingan orang-orang dimana kegiatan sangat ditentukan oleh aktifitas orang-orang yang ada dalam perusahaan.
            Menurut Rendy (2009:105) etika komunikasi merupakan suatu rangkuman istilah yang mempunyai pengertian tersendiri. Etika berarti norma, nilai, kaidah atau ukuran tingkah laku yang baik. Dengan demikian etika komunikasi adalah norma, ukuran yang berlaku dalam proses penyampaian keterangan yang berlangsung dalam suatu perusahaan.
            Menurut Mufid (2009:173), dalam istilah filsafat berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak. Etika dibedakan dalam tiga pengertian pokok, yaitu ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak dan nilai mengenai dasar dan salah yang yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dalam pembahasan ini, maka etika dapat diartikan sebagai nila-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.  
D.      Macam-macam Etika
                Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika (Keraf: 1991: 23), sebagai berikut:
1.      Etika Deskriptif
                Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.
2.      Etika Normatif
            Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma-norma yang da-pat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat. Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika tersebut di atas dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis definisi, yaitu sebagai berikut:  
            Etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan tentang nilai baik dan buruk dari perilaku manusia.
            Etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama. Definisi tersebut tidak melihat kenyataan bahwa ada keragaman norma, karena adanya ketidaksamaan waktu dan tempat, akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif dan lebih bersifat sosiologik.
            Etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan evaluatif yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia. Dalam hal ini tidak perlu menunjukkan adanya fakta, cukup informasi, menganjurkan dan merefleksikan. Definisi etika ini lebih bersifat informatif, direktif dan reflektif.

E.       Etika Yang Baik Dalam Komunikasi
            Berikut di bawah ini adalah beberapa etika dalam berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari :
1.      Jujur tidak berbohong
2.      Bersikap dewasa tidak kekanak-kanakan
3.      Lapang dada dalam berkomunikasi
4.      Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik
5.      Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien
6.      Tidak mudah emosi / emosional
7.      Berinisiatif sebagai pembuka dialog
8.      Berbahasa yang baik, ramah dan sopan
9.      Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan
10.  Bertingkahlaku yang baik

F.       Contoh Teknik Komunikasi Yang Baik
1.      Menggunakan kata dan kalimat yang baik menyesuaikan dengan lingkungan
2.      Gunakan bahawa yang mudah dimengerti oleh lawan bicara
3.      Menatap mata lawan bicara dengan lembut
4.      Memberikan ekspresi wajah yang ramah dan murah senyum
5.      Gunakan gerakan tubuh / gesture yang sopan dan wajar
6.      Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara
7.      Memakai pakaian yang rapi, menutup aurat dan sesuai sikon
8.      Tidak mudah terpancing emosi lawan bicara
9.      Menerima segala perbedaan pendapat atau perselisihan yang terjadi
10.  Mampu menempatkan diri dan menyesuaikan gaya komunikasi sesuai dengan karakteristik lawan bicara.
11.  Menggunakan volume, nada, intonasi suara serta kecepatan bicara yang baik.
12.  Menggunakan komunikasi non verbal yang baik sesuai budaya yang berlaku seperti berjabat tangan, merunduk, hormat, ces, cipika cipiki (cium pipi kanan - cium pipi kiri)
13.  Dan lain sebagainya.

G.      Etika Komunikasi Dalam Islam
            Allah Ta’ala berfirman: “Dan berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu,….”
(Ali Imran ayat 159)
            Ayat ini sangat luas dan dalam maknanya, karena itu ketika menyelesaikan studi di fakultas ilmu komunikasi, ayat inilah yang mengilhami skripsi saya. Dari firman Allah ini, betapa besar dampaknya komunikasi dalam tatanan hidup manusia sebagai mahluk sosial. Menurut pakar komunikasi 70% dalam 24 jam, waktu manusia diisi dengan komunikasi. Begitu banyaknya waktu yang kita habiskan dalam komunikasi. Salah komunikasi atau misscommunicationakan mengakibatkan salah persepsi, atau dalam bahasa gaulnya “nggak nyambung”.
            Faktor yang paling penting dalam berdakwah ialah komunikasi. maka sebagai muslim kita harus tahu etika berkomunikasi yang sesuai dengan ajaran Islam. Menurut saya, rasullullah SAW adalah komunikator yang hebat, setiap pesan yang beliau sampaikan pasti berkesan dihati para sahabat, bahkan dihati kaum kafir yang memusuhinya.
            Tiada agama yang paling sempurna kecuali Islam, siapapun apakah ia muslim atau kafir bila saja mau menggunakan akal untuk berpikir, pasti akan sampai pada kesimpulan yang sama. Bayangkan, Islam tidak hanya mengatur kehidupan akhirat, duniawi, teknologi, bahkan sampai hal-hal kecil pun seperti tata cara mandi, berpakaian, tidur diatur Islam, melalui sunnah rasullulah saw, uswatunhasanah bagi kita. Islam juga banyak mengatur tata cara berkomunikasi. Sungguh beruntung kita ditakdirkan sebagai seorang muslim, karena hidup kita mempunyai tuntunan yang lengkap dan menyeluruh. Lengkap karena kita memiliki Al Quran dan hadits sebagai sumber hukum yang paling otentik dan terpercaya.
            Rasululah SAW mengatakan ,”Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang dapat bermanfaat bagi orang lain,” atau ,”Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang sangat baik dengan tetangganya,” dan banyak lagi hadits-haditsyang menyuruh kita untuk mencintai saudara kita sesama muslim seperti kita mencintai diri kita sendiri. Semua ini membuktikan betapa kita harus bisa berkomunikasi dengan nilai-nilai yang islami, hingga lisan kita tidak sampai menyakiti orang lain, bahkan sebaliknya setiap kata yang diucapkan dapat menyejukkan hati.
            Allah berfirman,” Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan serta menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal, sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu sekalian di sisi Allah adalah yang paling takwa diantara kamu sekalian”. (Al Hujarat, : 13) Dari ayat ini, Allah menyuruh kita untuk saling mengenal, mestipun berbeda suku, berbeda bangsa, berbeda budaya, berbeda warna kulit,sebagai manusia kita harus menjalin komunikasi yang baik. Selanjutnya Allah juga menegaskan yang paling mulia di sisi Allah bukanlah yang paling kaya, paling cantik, paling pintar, paling popular dsbnya, namun yang paling mulia adalah manusia yang paling bertakwa kepada Allah SWT.
            Setiap manusia mempunyai karakter, sifat dan kepribadian yang berbeda. Meski anak yang lahir kembar identik pun pasti memiliki sifat dan karakter yang tidak sama. Untuk itu Islam mengatur tata cara bergaul yang benar, agar seseorang dapat bersinergi dengan orang lain meski mempunyai kepribadian , sikap dan watak yang berbeda. Allah berfirman,” Dan hamba-hamba Tuhan yang maha penyayang itu adalah orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (Al Furqon: 63)
            Rendah hati (tawadhu) dan mengucapkan kata-kata yang baik (Qaulan Salaamah). Rendah hati adalah sifat yang sangat mulia, orang yang tawadhu akan tercermin dari sifat dan tingkah lakunya. Dalam pergaulan orang yang tawadhu pasti disenangi, bila berkata sewajarnya, kepada yang lebih tua menghormati, namun kepada yang lebih muda menyayangi. Orang seperti ini bila ditakdirkan jadi pemimpin, ia akan tampil sebagai pemimpin yang amanah.
            Bila kita baca riwayat hidup rasullah, manusia yang dijamin masuk surga itu, sungguh rendah hati terhadap keluarga, dan sahabat-sahabatnya. Beliau bersabda,” Sesungguhnya Allah telah memberi wahyu kepadaku, yaitu kamu sekalian hendaklah bersikap tawadhu sehingga tidak ada seseorang bersikap sombong kepada yang lain, dan tidak ada seseorang menganiaya yang lain,” (Hr Muslim). Dan dalam riwayat lain Anas RA berkata,” Bila ada budak di Madinah memegang tangan nabi SAW, maka beliau pergi mengikuti kemana budak itu menghendaki”. (Hr Bukhari) Sungguh, sikap tawadhu benar-benar dicontohkan langsung oleh rasul, yang tidak membedakan status sosial kendati beliau adalah manusia yang paling mulia di dunia dan akhirat namun tetap menghargai seorang budak.
            Sebagai Muslim yang baik harus selalu menjaga setiap kata yang keluar dari mulutnya. Karena setiap lafaz yang kita ucapkan akan dipertanggungjawabkan diakhirat nanti. Dalam pergaulan Qaulan Salaamah terdiri dari beberapa aspek antara lain:
            Pertama : Qaulan Kariiman ( mulia) sebagai muslim kita harus berkata dengan kata-kata yang mulia, hindarilah kata-kata yang hina, seperti mengejek, mengolok-ngolok hingga menyakiti perasaan orang lain. Pepatah mengatakan,”Memang lidah tidak bertulang, tak terbatas kata-kata” kendati lidah tak bertulang, namun lidah bisa lebih tajam dari sembilu. Banyak orang bisa sembuh bila dilukai dengan pedang, namun bila dilukai dengan lidah, sakitnya akan terbawa sampai mati. Hati-hati dengan perkataan, bila ingin bergurau tetap jaga lisan dari kata-kata yang menyakiti, bergurau dan bergaul harus tetap dengan kata-kata yang mulia.
            Kedua : Qaulan ma’rufan ( baik) “Berkatalah yang baik atau diam” itu pesan rasullulah kepada ummatnya. Sebagai muslim yang beriman lisan harus terjaga dari perkataan yang sia-sia, apapun yang diucapkannya harus selalu mengandung nasehat, menyejukkan hati bagi orang yang mendengarnya. Jangan biarkan lisan ini mencari-cari kejelekan orang lain. Hindari kata-kata yang hanya bisa mengkritik atau mencari kesalahan orang lain, memfitnah, menghasut. Sungguh, perbuatan yang sangat hina, hingga Allah berfirman dalam surah Al Hujarat ayat 12, seumpama orang yang memakan bangkai temannya sendiri. Sungguh sangat menjijikkan.
            Ketiga : Qaulan Syadidan ( lurus dan benar). Seorang muslim berkata harus benar, jujur jangan berdusta. Karena sekali kita berkata dusta, selanjutnya kita akan berdusta untuk menutupi dusta kita yang pertama, begitu seterusnya, sehingga bibir kita pun selalu berbohong tanpa merasa berdosa. Siapapun tak ingin dibohongi, seorang istri akan sangat sakit hatinya bila ketahuan suaminya berbohong, begitu juga sebaliknya. Rakyat pun akan murka bila dibohongi pemimpinnya. Juga tidak kalah penting dalam menyampaikan kebenaran, adalah keberanian untuk bicara tegas, jangan ragu dan takut, apalagi jelas dasar hukumnya Al Quran dan hadits. “Katakanlah kebenaran itu, meskipun sangat menyakitkan,” pesan Rasullulah ini, sejatinya mrnguatkan kita dalam menghadapi resiko yang apa pun yang akan kita hadapi dalam berdakwah.
            Keempat : Qaulan Balighan (tepat) sebagai orang yang bijak bila berdakwah kita harus melihat stuasi dan kondisi yang tepat dan menyampaikan dengan kata-kata yang tepat. Bila bicara dengan anak-anak kita harus berkata sesuai dengan pikiran mereka, bila dengan remaja kita harus mengerti dunia mereka. Jangan kita berdakwah tentang teknologi nuklir dihadapan jamaah yang berusia lanjut tentu sangat tidak tepat sasaran, malah membuat mereka semakin bingung..
            Kelima : Qaulan Layyinan ( lemah lembut), maksudnya tidak mengeraskan suara, seperti membentak, meninggikan suara. Siapapun tidak suka bila berbicara dengan orang-orang yang kasar. Rasullulah selalu bertutur kata dengan lemah lembut, hingga setiap kata yang beliau ucapkan sangat menyentuh hati siapapun yang mendengarnya. Seperti ayat pembuka di atas Allah melarang bersikap keras dan kasar dalam berdakwah, karena kekerasan akan mengakibatkan dakwah tidak akan berhasil malah ummat akan menjauh. Dalam berdoa pun Allah memerintahkan agar kita memohon dengan lemah lembut, “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendah diri dan suara yang lemah lembut, sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas,” (Al A’raaf ayat 55)
            Demikian Allah mengajarkan kepada kita, dalam menjalin komunikasi, khususnya dengan saudara kita sesama muslim. Yakinlah bila tuntunan ini kita praktekkan dalam kehidupan baik di dalam rumahtangga, maupun di masyarakat. Dimana pun kita berada insyaAllah, semuanya akan terasa indah. Karena muslim yang beriman keberadaannya akan selalu disenangi, kata-katanya menyejukkan hati siapapun yang mendengarnya. Mampukah kita? Yuk, mulai sekarang, saya, anda atau siapapun mari kita belajar untuk menjadi komunikator yang handal dengan cara berkata yang mulia, baik, benar, tepat dan lemah lembut. Semoga dengan ini Allah mengangkat derajat kita menjadi yang menegakan kemuliaan Islam, melalui lisan kita.Wallahu’alam bishshawab. (Lva) Dari tulisan Khalifatur dan materi Kajian Tafsir Qur’an Pengajian Sakinah.

H.      Kesimpulan dan Saran
            Seperti  yang kita ketahui bahwa etika dalam berkomunikasi merupakan ajaran kesusilaan yang melekat  pada diri seseorang untuk berbuat, berucap  dan berkelakuan.  Dengan adanya etika yang dimiliki oleh seseorang  agar bisa mengetahui dan bagaimana bergaul , berbicara, berpenampilan,dan bersikap yang lebih serta memiliki rasa hormat yang kuat pada semua orang. Pemahaman yang berbeda mengenai nilai-nilai etika yang ada membuat setiap orang dapat memiliki penilaian yang berbeda terhadap setiap etika komunikasi. Dalam komunikasi penggunaan etika haruslah berhati-hati karena bukanlah tidak mungkin bahwa pemahaman etika kita berbeda dengan komunikan. Kurangnya pemahaman antar sesama dapat memunculkan miss communication yang akan berujung pada timbulnya berbagai macam prasangka dan salah paham. Dalam berbagai macam perbedaan tersebut, kita harus mampu beradaptasi dengan cepat. Nilai-nilai yang membentuk etika harus kita pahami dengan benar karena sebenarnya tidak ada komunikasi yang tidak menggunakan nilai-nilai etika di dalamnya, setiap bentuk komunikasi selalu menggunakan etika walaupun dalam kadarnya masing-masing sesuai dengan konteks, tujuan dan situasi yang ada.
            Sebaiknya mulai dari sekarang kita belajar tentang beretika dan berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku dan mengaplikasikannya kedalam kehidupan sehari-hari. Terutama dalam etika berkomunikasi dengan interpersonal maupun kelompok wajib menggunakan bahasa yang mudah dimengerti (bahasa pemersatu). Karena dengan adanya etika dapat hidup rukun dan damai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar